TBIN IAIN Crp,- Festival dan Parade Teater TBin IAIN Curup yang kemudian disingkat Fespaterbin adalah ujian akhir dari mata kuliah Telaah Drama. Kegiatan tahunan ini adalah yang ketiga kalinya, diadakan selama 2 hari yaitu  tanggal 23-23 Juli 2024 di Aula Harun Ar Rasyid Perpustakaan IAIN Curup.

Menelaah, mendalami, kemudian menyelami sebuah drama hanya bisa dilakukan lewat dua hal, yakni menyaksikan pertunjukan drama (pengalaman estetis) dan ikut serta dalam pertunjukan drama tersebut (pengalaman artistik). Karena itu, Fespaterbin didesain agar mahasiswa mendapatkan dua pengalaman tersebut secara bersamaan. Tidak hanya itu, pengalaman berbicara di depan publik dalam peran atau karakter tertentu, menurut Erving Goffman, akan sangat berdampak signifikan pada seorang mahasiswa yang di masa depan akan berbicara di depan publik. Misalnya menjadi guru, dosen, publik figur, pejabat, wakil rakyat, dan sebagainya.

Pada acara pembukaan Fespaterbin dihadiri Ketua Program Studi Tadris Bahasa Indonesia Bunda Agita Misriani, M.Pd, para dosen, seluruh Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia dan pada moment itu juga acara dibuka dengan pemukulan Gong secara simbolis oleh Wakil Dekan 1 Bapak Dr. Sakut Ansori., M.Hum.

Latar Belakang Fespaterbin yaitu sebagai Panggung drama, tempat di mana kehidupan dipindahkan, sekaligus dibicarakan secara dialektis, dilihat dari berbagai perspektif, hingga dicemooh, ditangisi, dan ditertawakan. Sejak era Yunani kuno, hingga saat ini, kebiasaan pada panggung drama tidak bisa sertamerta digantikan dengan film, karena ada interaksi tubuh yang hilang.

Sedangkan tujuan dari Fespaterbin adalah;

1. Mahasiswa mampu menyelami, terilhami, dan memahami makna dari sebuah karya drama, baik secara struktural maupun estetis.

2. Mahasiswa mampu menyampaikan pesan yang didapatkan dari sebuah drama dalam sebuah pementasan.

3. Menjadi kegiatan rutin TBin yang bisa menarik perhatian calon mahasiswa baru.

4. Membuka peluang memperkenalkan prodi TBin ke khalayak luas, dengan meningkatkan skala acara.

5. Memberi pengalaman berbicara di depan publik (publik speaking) pada setiap siswa sebagai modal untuk menjadi seorang tenaga pendidik di masa depan.

6. Membuka lebih banyak ruang dialektika dari berbagai perspektif pasca pertunjukan.

Dalam wawancara langsung dengan Dosen Pengampuh Mata Kuliah Telaah Drama, Bunda Diah Irawati, S.S., M.Pd menjelaskan bahwa, “Telaah drama didapatkan setelah proses mendalami sebuah naskah drama, mendalami peran dan situasi terberi, hingga akhirnya mementaskan naskah tersebut di depan publik. Pesan-pesan kemanusiaan yang ada di dalam naskah tersebut, terlebih dulu didalami oleh mahasiswa, lalu disampaikan pada orang lain. Karena itu, meski bersifat ujian mata kuliah, namun kualitas artistik tetap menjadi prioritas utama untuk menghadirkan hasil penelaahan sebagai sebuah spektakel yang indah disaksikan orang lain”.

 

Tags:

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *